Kekalahan Indonesia atas Thailand pada SEA GAMES 2013
Indonesia harus mengakui keunggulan
Thailand 4-1 pada lanjutan cabang sepakbola Grup B SEA Games 2013 di
Yangon, Myanmar, Kamis (12/12) sore waktu setempat.
Babak Pertama
Timnas
U-23 Indonesia seperti dibuat tak berdaya setelah tertinggal 0-2 dari
Thailand di babak pertama laga lanjutan grup B SEA Games 2013 di Stadion
Thuwunna, Yangon, Myanmar, Kamis (12/12) petang.
Perubahan strategi yang dilakukan pelatih timnas U-23 Rahmad Darmawan
terlihat belum berhasil. Bahkan, baru memasuki menit kedua, Thailand
sudah bisa mencetak gol lewat sepakan jarak jauh yang dilepaskan Pokklaw
Anan.
Tertinggal, Indonesia tetap sulit untuk mengembangkan permainan
lantaran Thailand juga menerapkan pressing ketat. Itu membuat Andik
Vermansah dan kawan-kawan menjadi terkesan kebingungan ketika menguasai
bola.
Thailand kembali menambah keunggulan menjadi 2-0 setelah Adisak
Kraisorn mencetak gol pada menit ke-20. Skuat "Garuda Muda pun semakin
tertekan.
Beruntung, beberapa peluang yang dimiliki Thailand masih gagal
berbuah gol. Pun demikian dengan Indonesia yang belum bisa mencetak gol
hingga wasit meniupkan peluit tanda turun minum. Thailand pun memimpin
dengan skor 2-0 di babak pertama.
Babak Kedua
Di babak kedua Thailand tetap
seperti yang mereka tunjukan di babak pertama, manis, dominan, dan
membuat Indonesia kesulitan menahan gempuran akan kolektifitas dan
kelincahan mereka. Hasilnya, Andri Ibo harus melanggar pemain lawan di
kotak terlarang, penalti pun diberikan wasit kepada tim Thailand. Menit
ke-51 pun Bon Young dengan mulus menceploskan bola ke sisi kiri gawang
Kurnia Meiga.
Tertekan dan terus buntu pada lini tengah,
Indonesia sangat mengandalkan sayap, pemain sering buru-buru mengirim
bola ke depan, buntu. Gol Thailand kembali datang di menit ke-81 lewat
kecerdasan Thitiphan Puangjan, dan 4-0 tertinggal oleh Gajah Putih sang Garuda Muda.
Andri
Ibo yang mendapati hari yang kurang baik di lapangan, justru menutup
laga dengan gol hiburan bagi Indonesia. Alfin Tuasalamony menarik bola
ke arah Andri, dan disepaknya dengan keras sehingga menjadi gol terakhir
di laga ini, pada menit ke-90.
Peluit panjang pun berbunyi,
dengan hasil kalah 4-1 dari Thailand, Rahmad Darmawan membawa beban di
pundaknya, jalan Indonesia akan sulit untuk lolos dari babak grup.
Susunan Pemain
Indonesia: Kurnia Meiga; Alfin Tuasalamony, Andri Ibo, Manahati
Lestusen, Diego Robbie Michiels; Egi Melgiansyah, Dedi Kusnandar; Andik
Vermansah, Yohanes Ferinando Pahabol, Bayu Gatra Sanggiawan; Fandi Eko
Utomo.
Thailand: Kawin Thamsatchanan; Theerathon Bunmathan, Praweenwat Boon
Yong, Sakolwach Sakolla, Atit Daosawang; Pakorn Parmpak, Pokklaw A Nan,
Thitiphan Puangjan, Charyl Yannic Chappuys, Kroekrit Thawikan; Adisak
Kraisorn
Soccer
Kamis, 12 Desember 2013
Sejarah 13 Desember "Samir Nasri'
Hari ini, tiga tahun yang lalu, banyak publik Prancis yang cukup terkejut ketika Samir Nasri didapuk menjadi Pemain Terbaik Prancis 2010 oleh majalah France Football.
Dia dipilih berkat performa mengilapnya sepanjang kalender satu tahun kalender 2010 silam, tapi yang menarik di tahun itu ada satu momen paling berharga bagi pesepakbola manapun yang dilewatkan Nasri.
Nasri mengalahkan playmaker Chelsea ketika itu, Florent Malouda, yang sejatinya di musim sebelumnya juga tampil tak kalah sensasional bersama The Blues. Satu-satunya yang mencoreng kegemilangan Malouda adalah fakta bahwa dia menjadi bagian dari timnas Prancis yang melalui periode memalukan di Piala Dunia 2010.
Kiper Lyon kala itu, Hugo Lloris, menduduki urutan ketiga berkat performa impresif dia di klubnya, terutama ketika berkancah di Liga Champions.
Apa yang membuat publik Prancis heran atas terpilihnya Nasri bukannya tidak mendasar. Nasri tiga tahun yang lalu tidak masuk dalam skuat Prancis di Piala Dunia Afrika Selatan. Gelandang Arsenal ini menjadi salah satu pemain yang ditinggal oleh pelatih Raymond Domenech, yang terbukti pada akhirnya sang juru taktik membuat keputusan yang amat sangat buruk bagi Les Bleus.
Penghargaan pribadi di negeri sendiri ini menjadikan Nasri sebagai pemain pertama Arsenal yang mendapatkannya setelah Thierry Henry pada 2006.
Selain gelar pemain terbaik Prancis, di tahun yang sama pemain yang kini memperkuat Manchester City itu juga memenangi gelar lokal, yakni Pemain Terbaik Bulan Ini pilihan fans.
Hari ini, tiga tahun yang lalu, banyak publik Prancis yang cukup terkejut ketika Samir Nasri didapuk menjadi Pemain Terbaik Prancis 2010 oleh majalah France Football.
Dia dipilih berkat performa mengilapnya sepanjang kalender satu tahun kalender 2010 silam, tapi yang menarik di tahun itu ada satu momen paling berharga bagi pesepakbola manapun yang dilewatkan Nasri.
Nasri mengalahkan playmaker Chelsea ketika itu, Florent Malouda, yang sejatinya di musim sebelumnya juga tampil tak kalah sensasional bersama The Blues. Satu-satunya yang mencoreng kegemilangan Malouda adalah fakta bahwa dia menjadi bagian dari timnas Prancis yang melalui periode memalukan di Piala Dunia 2010.
Kiper Lyon kala itu, Hugo Lloris, menduduki urutan ketiga berkat performa impresif dia di klubnya, terutama ketika berkancah di Liga Champions.
Apa yang membuat publik Prancis heran atas terpilihnya Nasri bukannya tidak mendasar. Nasri tiga tahun yang lalu tidak masuk dalam skuat Prancis di Piala Dunia Afrika Selatan. Gelandang Arsenal ini menjadi salah satu pemain yang ditinggal oleh pelatih Raymond Domenech, yang terbukti pada akhirnya sang juru taktik membuat keputusan yang amat sangat buruk bagi Les Bleus.
Penghargaan pribadi di negeri sendiri ini menjadikan Nasri sebagai pemain pertama Arsenal yang mendapatkannya setelah Thierry Henry pada 2006.
Selain gelar pemain terbaik Prancis, di tahun yang sama pemain yang kini memperkuat Manchester City itu juga memenangi gelar lokal, yakni Pemain Terbaik Bulan Ini pilihan fans.
Langganan:
Postingan (Atom)